C

Aku seakan tersesat, tanpa tahu arah untuk pulang.
Menuju rumah yang pernah jadi rumah,
atau menuju rumah yang akan menjadi rumah.

Terkadang aku mencoba mengingat satu per satu langkah,
namun, ada sebuah kepergian yang membuat beberapa ingatanku hilang.
Atau memang jalan tersebut, sudah tidak untuk diperuntukan.

Lalu dimana muara dari semua ini?

Sepertinya aku mulai lelah dengan perjalanan tanpa arah ini,
aku putuskan untuk membuat jalan pulangku sendiri.
Dan di pertengahan jalan kurebah kakiku sejenak,
kuturunkan ransel dari pundak.
Kemudian kucoba raba isi didalamnya,
adakah "luka" atau "bahagia" yang mungkin bisa jadi teman.

Kutemukan kotak biru berisi sebuah cerita,
cerita yang gagal kita masak.
Saat kita mencoba membuat "kebahagiaan", tapi mungkin salah dalam meracik bumbu,
atau aku yang tidak becus dalam mengaduk adonan itu.
Yang pasti, kita telah membuat rasanya menjadi rancu.

Aku masih terus melaju, meneruskan kembara,
mungkin "luka" ini akan kumakan dulu sebagai energi.
Lalu "bahagia" akan kumakan nanti setibanya di rumah.

Urusan kumakan sendiri atau kubagi, itu urusan nanti.
Pada akhirnya bahan itu akan jadi modal utuk memasak nanti,
di rumah yang baru yang akan kukujungi atau kutetapi.

Comments

Popular Posts